Posted by : BiK Wednesday, August 14, 2019

PROSPEK KARIR SETIAP MATA PELAJARAN

Arti dari mata pelajaran adalah: pelajaran yang harus diajarkan (dipelajari) untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan
teori Benjamin S. Bloom tentang tujuan pendidikan (educational objectives). Khususnya tentang ranah afektif yang terkait dengan hati.
Pertama, marilah kita tetapkan namanya untuk mata pelajaran tentang moralitas, karakter, budi pekerti. Sebagai perbandingan, mata pelajaran di Malaysia untuk pendidikan karakter menggunakan nama satu, yakni Pendidikan Islam (untuk Agama, dan selain Islam disebut Pendidikan Karakter). Itu dulu ketika saya menjadi Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Oleh karena itu, marilah kita tentukan nama yang satu tentang karakter ini. Akankah kita meniru Malaysia? Meniru yang baik boleh saja. Pendidikan Islam (toh 85% Islam) untuk seluruh jenjang pendidikan, pendikan dasar, menengah, dan tinggi. Ini pekerjaan besar, yakni menyusun kurikulum yang bukan “pengetahuan” agama, tapi pendidikan agama, yang titik beratnya adalah olah hati (afektif), bukan olah otak dan olah raga. Hal ini sama dengan mata pelajaran Olah Raga dengan ranah olah raga bukan ranah kognitif. Lalu bagaimana dengan yang beragama selain Islam tentu sesuai dengan agama masing-masing atau dijadikan satu dengan mata pelajaran Pendidikan Karakter.
Mata pelajaran tentang agama dan atau moral memang agak krusial, karena moralitas bisa merupakan moralitas agama, moralitas sosial kemasyarakatan, moralitas kesopan, dan aspek lainnya. Oleh karena itu, nama mata pelajaran ini perlu didiskusikan lebih lama. Penumbuhan budi pekerti menjadi salah satu alternatif. Pendidikan moral menjadi alternatif  lainnya. Pendidikan agama menjadi alternatif  yang lain lagi. Sudah lama mata pelajaran Pendidikan Agama diajarkan di sekolah, baik negeri maupun swasta. Baik Sekolah di bawah pembinaan Kemdikbud maupun Kemenag. Sudah lama pula ada mata pelajaran Budi Pekerti yang penilaiannya dengan cara kuantitatif maupun kualitatif. Bahkan telah diluncurkan Pendidikan Karakter untuk pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan karakter tersebut diluncurkan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2010. Dengan demikian, dalam kurikulum sekolah telah diajarkan beberapa mata pelajaran, yakni Pendidikan Agama sesuai dengan Agama yang dipeluk, PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewargaan Negara), PKn (Pendidikan Kewarganegaraan), serta Civics. Di samping itu, dalam kegiatan penataran atau pelatihan, baik di sekolah maupun di kantor-kantor pemerintah juga dilatihkan P4 (Bahkan nilai-nilai karakter juga sering disebut dengan Karakter Mulia. Untuk menyatukannya perlu pertimbangan dari berbagai aspek.
Kedua, untuk mata pelajaran yang terkait dengan nasionalisme, cinta tanah air, dan kewargaan negara, kita jadikan satu mata pelajaran terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau Social Studies. Sedang Sains merupakan fusi mata pelajaran Kimia, Biologi, Fisika, dan sejenisnya. Mata pelajaran ini bersifat thematic-integrative untuk jenjang pendidikan SD dan MTS yang sebenarnya sejak tahun 1968 telah terjadi fusi mata pelajaran antara beberapa mata pelajaran, yakni geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, civics, dan sejenisnya. Untuk MA sederajat, integrasi tersebut dapat dilonggarkan, bahkan harus menjadi mata pelajaran tersendiri, misalnya Civics dengan mata pelajaran sendiri, juga Sejarah, Ekonomi, Antropologi, dan apa lagi.  Itulah sebabnya,  penjurusan  dapat  dimulai sejak MA.

Ketiga, untuk mata pelajaran yang menekankan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, selama ini mengandalkan mata pelajaran yang diajarkan di MA ke atas. Saat ini boleh disesuaikan dengan kemajuan zaman, integrasi mata pelajaran dapat diberikan mulai MTS. Tetapi perlu pertimbangan masak-masak apakah thematic-integrative tersebut masih diperlukan untuk jenjang MTS? Seperti ilmu kimia yang selama ini hanya diberikan secara integrative di MTS, apakah sudah waktunya diberikan secara mandiri, untuk ilmu kimia, biologi, dan ekonomi di MTS. Untuk MA sudah harus sudah harus tunggal.

Kempat, untuk mata pelajaran yang bersifat metodologis, seperti TIK dan bahasa, mata pelajaran TIK dapat saja diberikan mulai MTS dan MA dengan prinsip sesuai dengan kebutuhan dan berifat teknis. Mengapa? Karena ternyata banyak mahasiswa semester I di perguruan tinggi yang masih gaptek TIK, misalnya belum bisa mengirimkan e-mail dan belum dapat membuka internet. Padahal, proses pendaftaran mahasiwa, sistem penilaian, bahkan UNBK (ujian nasional berbasis komputer), updating data kemahasiswaan, semuanya sudah dilakukan secara elektronik.
Kelima, mata pelajaran yang sifatnya spesifik seperti kesenian dengan berbagai ragamnya seperti teater, baca puisi, olah raga, Pramuka, Paskibra, bahkan olah raga yang sebenarnya sudah masuk Pendidikan Kesehatan, dan lain-lain yang sifatnya memang dapat disebut single intelligence, lebih baik dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal, atau ekstra kurikuler. Dengan demikian pelaksanaannya dapat lebih optimal, dan dilaksanakan secara spesifik. Dengan memasukkan single intelligence ini, pendekatan pendidikan kita bukan lagi berorientasi memilih salah satu multiple intelligences atau single intelligence, tapi kedua-duanya.
Keenam, untuk mata pelajaran untuk sekolah-sekolah kejuruan perlu dibahas tersendiri, karena lebih menekankan ranah psychomotor atau keterampilan. Untuk sekolah kejuruan inilah konsep link and match dari Menteri Wardiman memang harus diutamakan. Itulah sebabnya, sekolah kejuruan harus menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri. Jumlah sekolah kejuruan dan umum memang terkait dengan konsep link and match tersebut. Ingat, saya memiliki kata-kata mutiara bagus, yakni “peserta didik lebih penting dari mata pelajaran yang akan diajarkan”.

Jenis-jenis mata pelajaran di sekolah yang dapat dikembangkan ke berbagai jenis karier
Ada beberapa mata pelajaran yang diberikan di sekolah yang kelak ketika selesai sekolah dapat dikembangkan ke arah karier diantaranya :

No
Mata pelajaran
Kemampuan yang diperoleh
Bidang pekerjaan/Profesi
1
Pendidikan Agama
Menguasai ilmu agama dan mampu menyampaikan /mengajarkan
Guru agama, Mubaligh, Ustadz, Kyai, Pendeta, Guru agama Hindu, Guru agama Budha
2
Olah Raga
Menguasai dan berkompeten dalam bidang olah raga tertentu
Atlit
3
Kesenian
Menguasai teknik kesenian daerah tertentu
Seniman atau duta seni
4
Ketrampilan (boga)
Ø Mampu mengelola kue, roti,minuman menyajikan makanan/ minuman
Ø Mampu mengelola kue/roti oriental dan kontinental
Ø Mampu menyusun menu yang tepat dan bergizi
Asisten juru masak, pembantu ahli gizi, bartender, asisten juru masak patiseri di hotel/bakery, penyuluh gizi,industri jasa boga dan graha.
5.
Matematika
Mampu menguasai ilmu sains dan penerapannya dalam dunia kerja /usaha
Peneliti, Dosen, Konsultan, Birokrat, dan lain sebagainya
6.
Komputer / TIK
Mampu menguasai bidang komputer, baik hardware maupun software serta aplikasinya dalam kehidupan
Dosen, Peneliti, Programer, Konsultan IT, Database administrator, technopreneur, dll.
7.
Ekonomi
Mampu menguasai bidang ekonomi, baik makro maupun mikro
Dosen, Peneliti, Konsultan Keuangan, Auditor, Manajer, entrepreneur, dll
8
Biologi
Mampu mengelola sumber daya hayati untuk kesejahteraan hidup manusia
Peneliti, Dosen, Pengawas industri makanan, Ahli agro industri, dll
9.
Fisika
Mampu mempelajari kumpulan pengetahuan analisis dari fakta-fakta empiris tentang sistem fisis alam
Peneliti, Dosesn, BUMN, Aneka Industri, konsultan, dll
10.
Kimia
Mampu menghasilkan temuan baru yang strategis dalam perkembangan ilmu kedokteran, farmasi,dll
Dosesn, Peneliti, Karyawan BUMN, Konsultan, Aneka Industri (kimia, farmasi, makanan/minuman), dll




Leave a Reply

Terima Kasih atas Tanggapan, Kritik, dan Saran

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © BiK : Penuh Kebahagiaan dan Kedamaian