Posted by : BiK
Monday, August 5, 2019
EKSPLORASI BAKAT SECARA
MANDIRI
Menurut
KBBI, bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yg dibawa sejak
lahir. Bakat dalam pengertian bahasa atau
dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan atau keunggulan
alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan
orang lain.
Bakat
(aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. S.C. Utami
Munandar (1985)
Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari
Harvard University yang sering berkolaborsi dengan Howard Gardner dalam
membahas kecerdasan. Dalam tulisannya, Little Geniuses, yang pernah diterbitkan
majalah Parenting (1989), ia menjelaskan, bakat manusia bisa muncul dalam
berbagai bentuk. Perhatikan daftar kemampuan (ability) di bawah ini lalu
deteksi mana yang paling kuat di dalam diri Anda :
- Acting Ability (akting / gerakan)
- Adventuresomeness (kepetualangan)
- Aesthetic perceptiveness (estitika)
- Artistic Talent (artistik)
- Athletic prowess (ke-atlit-an)
- Common sense (pengetahuan umum)
- Compassion (peduli orang lain, mudah
tersentuh)
- Courage
(keberanian)
- Creativity (kreativitas)
- Emotional maturity (kematangan emosi)
- Excellent memory (kehebatan menyimpan
data / menghafal)
- Imagination (imajinasi)
- Inquiring mind (keingintahuan)
- Intuition (intuisi)
- Inventiveness (daya cipta, penemuan)
- Knowledge of a given subject (Pengetahuan
spesifik)
- Leadership abilities (kepemimpinan)
- Literary aptitude (bakat kesastraan)
- Logical-reasoning ability (kemampuan
berlogika)
- Manual dexterity (ketangkasan manual /
ketrampilan tangan)
- Mathematical ability (kemampuan
matematis)
- Mechanical know-how (penguasaan mekanis)
- Moral character (karakter moral)
- Musicality (permusikan)
- Passionate interest in a specific topic
(kegairahan mengikuti / mendalami topik tertentu)
- Patience (kesabaran)
- Persistence (ketangguhan)
- Physical coordination (kerapian fisik)
- Political astuteness (kelihaian
berpolitik)
- Problem-solving capacity (kemampuan
menghadapi masalah)
- Reflectiveness (kemampuan merefleksikan)
- Resourcefulness (kepandaian mengatasi
masalah)
- Self-discipline (disiplin-diri)
- Sense of humor (naluri melucu)
- Social savvy (pemahaman sosial)
- Spiritual sensibility (ketajaman
spiritual)
- Strong will (kemauan keras)
- Verbal ability (kemampuan mengungkapkan
secara verbal)
Daftar di atas baru sebagian dari
sekian. Masih banyak kemampuan alamiah manusia yang belum atau tidak bisa
dijabarkan. Dan lagi, kalau kita perhatikan praktek hidup, amat sangat jarang
ada orang yang hanya diberi satu kemampuan dari daftar di atas. Dalam diri
setiap manusia ada sekian kemampuan dari daftar di atas. Orang yang hebat di
bidang IT tidak berarti hanya dibekali kemampuan tekun dalam meng-otak-atik
komputer. Ia juga punya kemauan keras, punya disiplin, kreatif, mau mempelajari
hal-hal baru dan seterusnya. Seorang tokoh agama tidak berarti hanya dibekali
kemampuan spiritual sensibility saja. Ia juga punya kemampuan lain yang
mendukung keunggulannya, seperti verbal, sosial, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Bakat
Menurut
Rahayu (2), ada dua jenis bakat, yaitu diantaranya:
Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa
potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa
potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni,
memimpin, berceramah, olahraga. Bakat khusus ini terbagi lagi menjadi beberapa
macam, diantaranya:
·
Bakat Verbal, yaitu bakat tentang
konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata.
·
Bakat Numerikal, yaitu bakat
tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
·
Bakat bahasa (linguistik), yaitu
bakat tentang penalaran analitis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk
jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan
lain-lainnya.
·
Bakat kecepatan, ketelitian,
klerikal, yaitu bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk
laboratorium, kantor dan dalam kerohanian.
·
Bakat Relasi Ruang (spasial),
yaitu bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berpikir dalam
3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide
secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga
dimensi.
·
Bakat Mekanik, yaitu bakat
tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat-alat
lainnya.
·
Bakat Abstrak, yaitu bakat yang
bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram,
ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.
·
Bakat Skolastik, yaitu kombinasi
kata-kata (logika) dan angka-angka. (Termasuk didalamnya kemampuan dalam
penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan
hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya
umumnya bersifat rasional).
Antara
potensial & Aktual
Untuk
meng-aktual-kan energi potensial itu dibutuhkan pembangkit, pengolahan atau
pendeknya bisa disebut proses aktualisasi.
Proses aktualisasi seperti apa saja yang bisa kita lakukan? Berdasarkan
temuan ilmiyah para ahli atau juga
pengalaman orang lain yang sudah menemukannya :
1. Hasrat sejati (inner calling)
Di sini yang perlu kita lakukan adalah
menemukan keinginan-keinginan yang selalu mendorong kita untuk meraihnya atau
melakukannya. Konon, di setiap diri manusia sudah dipasang semacam stasiun
radio yang selalu menyuarakan dorongan kepada kita untuk melakukan sesuatu yang
sifatnya sangat spesifik. Inilah yang disebut hasrat sejati – yaitu sebuah
hasrat yang terus menggelora di dalam diri kita. Supaya hasrat sejati itu
teratur dan tersalurkan, cobalah merumuskan dan memperjuangkan tujuan hidup
yang sudah kita buat berdasarkan kemampuan kita hari ini. Kesimpulan Mary Lou
Retton mengatakan,“Setiap orang memiliki bara api yang menyala-nyala di dalam
hatinya untuk meraih sesuatu. Tujuan hidup adalah alat untuk menemukannya dan
menjaganya supaya tetap menyala.”
2. Pembuktian diri
Membuktikan diri artinya kita
memunculkan ide, gagasan atau keinginan lalu kita memperjuangkannya sampai
berhasil. Agar kita tidak terlalu sering gagal, pilihlah yang kira-kira bisa
kita lakukan dengan kapasitas yang kita miliki hari ini. Semakin banyak yang
bisa kita realisasikan, semakin tahu di
mana sebetulnya keunggulan dan kelemahan kita. “Selama Anda belum bisa melihat
hasil karya Anda, selama itu pula Anda belum tahu kemampuan Anda”, pengalaman
Martine Grime. Biasanya, selama kita belum bisa membuktikan apa yang sanggup
kita lakukan (menghasilkan kreasi atau karya), penilaian kita tentang kemampuan
kita masih belum akurat. Terkadang kita hanya merasa mampu padahal belum tentu
kita memiliki kemampuan. Pembuktian adalah jalan untuk mengetahui apakah kita
sudah memiliki kemampuan atau baru merasa mampu.
3. Perbandingan positif
Ini juga bisa kita lakukan. Tehniknya,
kita dapat membuat perbandingan antara kita dengan orang lain. Orang lain itu
bagaikan cermin buat kita. Mengetahui di mana keunggulan dan kelemahannya,
biasanya akan menunjukkan di mana keunggulan dan kelemahan kita. Tehnik melihat
dan melakukan sesuatu dengan orang lain (bersinergi atau bekerja sama) inilah
yang pernah dilakukan Bruce Lee. Cuma
ada satu yang perlu dicatat. Model perbandingan yang kita butuhkan adalah
perbandingan positif. Maksudnya, kita membandingkan diri kita dengan orang
lain, bukan untuk tujuan yang macam-macam, tetapi murni untuk memperbaiki diri.
4. Pengasahan (Practicing)
Konon, sekitar tahun 1998, tim ahli
dari Universitas Exter di Amerika pernah melakukan studi terhadap kehidupan
orang-orang berprestasi, seperti Mozart, Picasco, dan macam-macam. Hasilnya,
mereka merekomendasikan kepada umat manusia untuk membuang mitos yang selama
ini diyakini. Mitos seperti apa yang biasa kita yakini? Kita sering meyakini
bahwa orang-orang berprestasi tinggi itu meraih prestasinya karena Tuhan
“mengistimewakan” mereka dengan bakat yang dimiliki sementara kita bukan
seperti mereka.
Mengapa keyakinan semacam ini disebut
mitos? Telaah di lapangan menyimpulkan,
ternyata bukan karena bakat semata yang membuat mereka berhasil. Memang
benar, mereka meraih prestasi tinggi karena punya bakat, ada peluang, ada
dukungan dan ada pelatihan, tetapi faktor yang paling banyak mendukung
keberhasilan mereka adalah “practicing” atau mengasah bakat, keunggulan atau
kelebihan alamiah yang melekat pada dirinya.
“Orang
selalu berkata kepada saya bahwa bakat saya dan kejelian saya yang menjadi
alasan kesuksesan saya. Mereka tidak pernah berkata tentang praktek, praktek,
dan praktek yang saya jalankan.” (Ted Williams, 1918)
5. Penempatan / penyaluran
Tidak semua keunggulan alamiah itu
berada di lokasi yang sangat jauh dari kita sehingga kita perlu mencarinya
setengah mati. Ada kalanya bisa muncul dari hobi, kegemaran-kegemaran kecil,
kegiatan tertentu yang kita lakukan tanpa beban seperti orang main-main atau
dari hal-hal yang sangat dekat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Di sini yang
dibutuhkan adalah menyalurkan atau menempatkannya pada saluran atau
bidang-bidang yang kira-kira menguntungkan kita lalu kita perbaiki dan kita
kembangkan.
Sebagai tambahan, saya ingin mengutip
hasil telaah dua orang pakar dari dunia yang berbeda. Mudah-mudahan ini juga
bisa kita jadikan referensi. Pertama, dari seorang konsultan olahraga yang
banyak menggeluti kehidupan atlet, Marie Dalloway, Ph.D, (2000-2004). Ia
mensyaratkan adanya lima hal mendasar bagi seorang atlet untuk mengaktualkan
bakat potensialnya, seperti berikut:
1.
Bakat (Talent)
2. Kemauan keras untuk maju (Steel Will).
3.
Dedikasi (cinta pekerjaan atau profesi)
4.
Pembinaan dan Latihan
5.
Training – diri
Sidney Moon dalam konferensi tahunan
kedelapan tentang bakat di Yunani (2002) menjelaskan bahwa supaya bakat seseorang
itu muncul dan bermanfaat bagi orang itu (ter-aktualkan), maka ini menuntut
tiga hal, yaitu :
1.
Kemampuan memahami diri (tahu
kelebihan, tahu kelemahan, tahu tujuan)
2. Kemampuan
membuat keputusan hidup yang bagus (berpikir positif, ber-aksi positif, bergaul
di lingkungan kondusif, dst)
3.
Kemampuan menaati disiplin–diri
(kemauan, ketekunan, kegigihan, dst)
Harus diakui memang bahwa ada rahasia
Tuhan di balik istilah bakat itu. Maksudnya, bakat dalam arti keunggulan
alamiah (potensi) memang dimiliki oleh semua orang, tetapi kenyataannya ada
orang yang tahu (“ditunjukkan”) harta karunnya lebih dini sementara yang lain
tidak. Ada bakat tertentu yang punya nilai sendiri untuk masa tertentu
sementara yang lain tidak atau belum. Mengapa ini harus terjadi, tentu kita
tidak tahu seratus persennya. Selamat mengeksplorasi bakat Anda