Posted by : BiK
Wednesday, July 24, 2019
ADAPTASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH BARU
Penyesuaian diri terhadap lingkungan
sekolah yang baru
Setiap memasuki
lingkungan yang baru kita pasti akan merasa asing, karena belum mengenalnya,
sering merasa bingung, malu takut serta ragu-ragu , banyak ditemukan hal-hal
yang baru yang tidak ditemukan pada waktu sekolah di Sekolah Dasar SD /MI. Ada
peribahasa yang mengatakan “ kalau tak kenal maka tak sayang” ini berarti kita
harus mengenal lingkungan yang baru supaya dapat menyayanginya atau merasa
senang. Kalau kita sayang dan merasa senang maka kita akan betah tinggal di
dalam sekolah yang baru sehingga kita dapat bermain dengan gembira, belajar
dengan tenang dan dapat meraih prestasi yang optimal.
Untuk itu kita harus mengenal dan memahami segala sesuatu yang ada
dilingkungan sekolah yang baru kita
masuki, antara lain :
1.
Mata pelajaran yang ada adalah:
a.
Pendidikan Agama
b.
PPKn
c.
Bahasa dan Sastra Indonesia
d.
Bahasa Inggris
e.
Bahasa Jawa
f.
Matematika
g.
IPA, antara lain: Biologi dan Fisika
h.
IPS, anatar lain : Sejarah, Geografi, Ekonomi
i.
Pendidikan Kesenian
j.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
k.
Ketrampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
l.
Ketrampilan Elektronika
m.
Tata Boga
n.
Tata Busana/ Menjahit
o.
Pembiasaan
p.
Kegiatan ekstrakurikuler.
2.
Guru-guru yang mengajar
3.
Ruang Perpustakaan
4.
Ruang Laborat
5.
Kamar mandi / WC
6.
Ruang
Kepala Sekolah, TU, Guru, BK
7.
Teman-teman satu kekas.
Selain guru mata pelajaran , ada juga guru khusus yang membimbing siswa
apabila menemui kesulitan atau problem dalam belajar, bergaul, dan juga
membantu siswa dalam mengembangkan bakat minat yang dimilikinya, guru tersebut
adalah Guru BK / Konselor sekolah. Di setiap kelas terdapat guru yang
bertanggung jawab mengurus dan mengawasi kelasnya, juga berfungsi sebagai
pengganti orang tua di sekolah, yang disebut dengan nama wali kelas .
Di Sekolah yang baru kita akan mempunyai teman-teman yang berasal dari
sekolah lain, juga kakak kelas,
sebaiknya kita harus bisa bergaul dengannya. Selain itu ada juga kegiatan di
luar jam pelajaran sekolah yang disebut dengan ekstrakurikuler, seperti :
pramuka, PMR, PKS, kesenian, bela diri, keagamaan, kita bebas memilih kegiatan
tersebut sesuai dengan bakat dan hobi kita masing-masing.
Belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah baru
Salah satu aspek keberhasilan seseorang dalam belajar dilingkungan yang
baru, adalah harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang akan ditempati. Agar bisa belajar dengan baik dan
supaya bisa mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan demikian maka siswa
harus tahu seluk beluk, serta dapat menyesuaikan dengan : Tata tertib sekolah,
peraturan sekolah, sifat atau cara mengajar Bapak/ Ibu guru, sifat-sifat
teman-teman satu kelas dan sifat kakak kelasnya. Agar dapat mengikuti kegiatan
belajar mengajar di Sekolah tanpa banyak permasalahan, atau hambatan.
Dengan belajar menyesuaikan diri dengan berbagai komponen-komponen
sekolah dilingkungan yang baru, maka harapannya para siswa dapat belajar dengan
lebih efektip dan dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuanya
masing-masing. Adapun sekolah merupakan tempat terjadinya proses kegiatan
belajar mengajar.
Keberhasilan
belajar di Sekolah , selain harus dapat belajar menyesuaikan diri dengan
komponen-komponen lingkungan sekolah, juga sangat tergantung dari cara belajar
yang harus dilakukan oleh siswa, berikut ini ada beberapa cara belajar di
Sekolah, antara lain :
Persiapan belajar dalam mengikuti KBM
Dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar, maka siswa sebaiknya melakukan:
a.
Doa, sebelum pelajaran dimulai , agar diberi
kemudahan dalam mengikuti pelajaran.
b. Menyiapkan diri sebelum guru masuk kelas,
seperti menyiapkan buku dan alat-alat tulis.
c. Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru
mengenai pelajaran yang sedang dibahas dengan penuh konsentrasi sehingga dapat
memahami dan mengerti dengan mudah.
d.
Bertanya kepada guru bila belum jelas atau
belum mengerti.
e.
Mencatat hal-hal yang penting.
f. Diskusikan dengan teman-teman materi yang
dipelajari, sehingga memperoleh pemahaman dan kesamaan pendapat
g.
Membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang
dibahas.
Belajar mandiri.
Belajar mandiri adalah proses belajar
yang dilakukan oleh siswa sendiri, tanpa harus disuruh oleh orang lain. Dengan
membahas materi pelajaran yang ada dibuku-buku
pelajaran atau buku modul, paket, pada jam-jam kosong, serta mendapat
tugas dari guru atau guru piket. Belajar mandiri dapat dilakukan di Sekolah
maupun di rumah, dari hasil belajar mandiri siswa akan mampu membuat suatu
kesimpulan dan menyelesaikan tugas-tugas dari guru. Pengertian belajar mandiri
menurut Hiemstra adalah sebagai berikut:
1.
Setiap individu berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan.
2.
Belajar mandiri dipandang sebagai
suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran.
3.
Belajar mandiri bukan berarti
memisahkan diri dengan orang lain.
4.
Dengan belajar mandiri, siswa
dapat mentransferkan hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan
ke dalam situasi yang lain.
5.
Siswa yang melakukan belajar
mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas, seperti: membaca
sendiri, belajar kelompok, latihan-latihan, dialog elektronik, dan kegiatan
korespondensi.
6.
Peran efektif guru dalam belajar
mandiri masih dimungkinkan, seperti dialog dengan siswa, pencarian sumber,
mengevaluasi hasil, dan memberi gagasan-gagasan kreatif.
7. Beberapa institusi pendidikan
sedang mengembangkan belajar mandiri menjadi program yang lebih terbuka
(seperti Universitas Terbuka) sebagai alternatif pembelajaran yang bersifat
individual dan programprogram inovatif lainnya.
Belajar kelompok
Belajar kelompok
merupakan kegiatan belajar bersama-sama antara beberapa siswa dalam satu
kelompok, untuk membahas materi pelajaran yang diberikan atau ditugaskan oleh
gurunya. Anggota kelompok sebaiknya antara tiga sampai enam orang siswa, agar
tidak terlalu ramai, dan dapat membahas materi pelajaran dengan baik. Dalam
kegiatan belajar kelompok biasanya diadakan diskusi kelompok yaitu membahas
persoalan tertentu secara bersama-sama dengan menampung berbagai pendapat dari
masing-masing anggota kelompok, kemudian diambil suatu kesimpulan atau hasil pendapat kelompok.
Contoh
salah satu cara belajar kelompok antara lain :
a.
Menentukan anggota dan jumlahnya
b.
Menentukan topik dan membaca buku atau modul
pelajaran bersama-sama.
c.
Merangkum atau meringkas materi pelajaran
d.
Mengerjakan tugas-tugas atau latihan-latihan
bersama.
e. Mengadakan tanya jawab, satu siswa bertanya
kepada siswa lainya memberi jawaban dan
dapat dilakukan secara bergantian. Mengadakan
tanya jawab, membahas pokok-pokok persoalan tersebut diatas kemudian menampung
berbagai pendapat dari anggota kelompok kemudian membuat kesimpulan.