Posted by : BiK
Tuesday, August 6, 2019
MOTIVASI BERPRESTASI
1.
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat
sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara
terarah (Gleitman 1986)
2. Filosofi Motivasi
a. Pada
hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement)
Contoh
: Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi belajar
a.
Dorongan
seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang baik) adalah
motivasi untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitive dissonance)
b. Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi :
1.
Siswa
yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor kemampuan dan usaha dalam diri (internal)
2.
Siswa
yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor luar diri (external).
Keyakinan
inilah yang perlu diluruskan
b.
Teori Self – Worth
Seorang
individu itu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang itu
dinilai/dihargai karena prestasinya. Kegagalan akan membuat perasaan diri yang
tidak berharga
e. Teori
Ekspektasi
Motivasi
seseorang tergantung pada besarnya kemungkinan berhasil dan bagaimana makna suatu keberhasilan itu
bagi dirinya, contohnya :
1. Saya yakin dapat memperoleh nilai tinggi kalau saya mau mencoba, dan bagi
saya nilai itu adalah sesuatu yang sangat penting.
2. Ada keyakinan bahwa saya bisa tergolong sebagai orang-orang yang
berprestasi itu penting.
f. Teori Humanistik
Dorongan
jiwa tergerak karena ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang menggerakkan orang
bertingkah laku :
1. Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan
ini paling dasar sifatnya.
2. Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya
3.
Kebutuhan untuk diterima dan
dikasihsayangi atau dicintai
4. Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan & persetujuan
5.
Kebutuhan ingin tahu, mengerti,
dan menyelidiki
6. Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur
7.
Kebutuhan aktualisasi diri
menjadi apapun yang diinginkan
g. Maslow dalam teori kebutuhannya menggambarkan
motivasi dalam bentuk Piramid
sebagai berikut :
Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Secara
umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
- Motivasi Instrinsik, yaitu
dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang
Contoh : dorongan ingin minum,
dorongan ingin bisa dan lain-lainnya
- Motivasi
Ekstrinsik, adalah dorongan untuk berbuat
sesuatu yang berasal dari luar diri Contoh : seseorang bertingkah laku
karena adanya penghargaan, pengakuan, pujian, hadiah dan sebagainya
Dalam
praktik kedua motivasi tersebut harus dikombinasikan.
Motivasi Berprestasi
Motivasi
berprestasi adalah dorongan untuk berjuang, bekerja habis-habisan
untuk mencapai sukses. Daya dorong yang terdapat dalam
diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu
tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent); dorongan tersebut dapat berasal
dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya. Orang yang
motivasinya tinggi bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih
keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980)
Ada tiga
jenis tingkatan motivasi seseorang yaitu :
1.
Motivasi pertama adalah motivasi
yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan sesuatu karena
takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh
pada bos karena takut dipecat, anak belajar karena diancam tidak diberi uang
saku
2.
Motivasi kedua adalah karena
ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik
dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau
melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi
tertentu.
3.
Sedangkan motivasi yang ketiga
adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation),
yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi:
a. Faktor Individual
Dalam hal
ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah faktor intelegensi dan
faktor penilaian individu tentang dirinya.
b. Faktor Lingkungan
Maksud dari
faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada diluar diri
individu, yang turut mempengaruhi motivasi berprestasinya.
Faktor
lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Lingkungan Keluarga
Relasi yang
kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional
pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga.
2) Lingkungan Sosial
Merupakan
lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan
sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin
tahu individu
3) Lingkungan Akademik
Lingkungan
akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan
individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya,
Pastikan
Motivasi Berprestasi Anda Tinggi
Tanda-tanda orang yang memiliki dorongan kesuksesan
tinggi :
a.
Lebih suka
dan puas terhadap prestasi hasil usaha sendiri
b.
Sukses itu
bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan
c.
Kegagalan
bukan berarti sial, tetapi karena volume usahanya masih kurang
d.
Mereka
kreatif, lebih gigih, energik, lebih suka bertindak daripada berdiam diri,
produktif, dan penuh inisiatif
e.
Suka
tantangan dan memilih tugas yang resikonya realistik sesuai kemampuan nyata
yang dimiliki.
f.
Selalu
mengevaluasi dan mencari umpan balik untuk lebih giat lagi
Menumbuhkan Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi tidak dibawa
sejak lahir, tetapi suatu proses yang dipelajari, dilatih, ditingkatkan, dan
dikembangkan. Berikut ini kiat-kiatnya :
a.
Tetapkan
tujuan (goal setting), yakin dan
optimislah bahwa kita dapat berubah, bahkan kita memang harus berubah untuk
mencapai titik maksimum
b.
Susunlah
target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu,
2 atau 3 poin seminggu
c.
Belajar
menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih
ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara,
berdialog, dan bertindak
d.
Belajar sendiri cermat
menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan saya
yang kurang menguntungkan
Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat
kita tidak kehabisan pemasok daya penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik
(dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan motivasi dari orang-orang
terdekat juga dapat dimanfaatkan