Posted by : BiK
Thursday, August 15, 2019
KERJASAMA ANTAR UMAT BERAGAMA
Pengertian Kerjasama Antar Umat Beragama
Pengertian Kerjasama Antar Umat Beragama
Kerjasama
umat bragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan
toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam
kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat
dan bernegara. Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam
memelihara kerukunan umat beragama, di bidang pelayanan, pengaturan dan
pemberdayaan. Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus
memperhatikan pertimbangan Ormas keagamaan yang berbadan hokum dan telah
terdaftar di pemerintah daerah. Pemeliharaan kerukunan umat beragama baik di
tingkat Daerah, Provinsi, maupun Negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga
Negara beserta instansi pemerinth lainnya. Lingkup ketentraman dan ketertiban termasuk
memfalisitasi terwujudnya kerukunan umat beragama, mengkoordinasi kegiatan
instnsi vertical, menumbuh kembangkan keharmonisan saling pengertian, saling
menghormati, saling percaya diantara umat beragama, bahkan menerbitkan rumah
ibadah.
Sesuai
dengan tingkatannya Forum Krukunan Umat Beragama dibentuk di Provinsi dan
Kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat konsultatif gengan tugas melakukan
dialog dengan pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat, menampung aspirasi Ormas
keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi dalam bentuk
rekomendasi sebagai bahan kebijakan. Kerukunan antar umat beragama dapat
diwujdkan dengan :
1.
Saling tenggang rasa, saling menghargai,
toleransi antar umat beragama
2.
Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk
agama tertentu
3.
Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan
4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam
Agamanya maupun peraturan Negara atau Pemerintah.
Dengan
demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat beragama,
ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Manfaat Kerjasama Antar Umat Beragama
Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat dikembangkan
sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan
negara. Dialog antar umat beragama dapat memperkuat kerukunan beragama dan
menjadikan agama sebagai faktor pemersatu dalam kehidupan berbangsa.
"Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan
memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara,"
Tokoh
dan umat beragama dapat memberikan kontribusi dengan berdialog secara jujur,
berkolaborasi dan bersinergi untuk menggalang kekuatan bersama guna mengatasi
berbagai masalah sosial termasuk kemiskinan dan kebodohan. Pemikiran Pendeta
Viktor Tanja yang menyatakan bahwa misi agama atau dakwah yang kini harus
digalakkan adalah misi dengan tujuan meningkatkan sumber daya insani bangsa,
baik secara ilmu maupun karakter. "Hal itu kemudian perlu dijadikan
sebagai titik temu agenda bersama lintas agama.
Kerjasama
di antara umat beragama merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kerjasama yang erat di antara
mereka, kehidupan dalam masyarakat akan menjadi aman, tenteram, tertib, dan
damai. Bentuk kerjasama antar umat beragama di antaranya sebagai berikut:
a. Adanya dialog antar pemimpin agama
b. Adanya kesepakatan di antara pemimpin agama untuk membina agamanya
masing-masing.
c. Saling memberikan bantuan bila terkena musibah
bencana alam
Kerjasama Antar Umat Beragama
Kerja sama merupakan hubungan yang dinilai paling
berhasil dalam suatu kemajemukan. Oleh karenanya hal ini menjadi mutlak
dilakukan di negara kita yang majemuk. Kerja sama harus dilakukan untuk
menghasilkan pembaruan yang diinginkan. Selain itu, kerja sama juga dapat
memperkuat atau memberdayakan orang atau kelompok lain yang belum terlibat.
Dengan kerja sama, masalah-masalah akibat perbedaan etnis, agama, dan budaya
dapat diatasi. Contoh, kerja sama dalam pembangunan jembatan yang rusak dapat
menyatukan warga di wilayah yang berbeda. Kerja sama dapat pula dilakukan antarumat beragama. Kerja
sama antarumat beragama meliputi berbagai bidang. Beberapa bidang kerja sama
antarumat beragama antara lain sebagai berikut :
1. Penegakan Keadilan
Kerjasama antarumat beragama dapat menghasilkan langkah-langkah strategis
untuk mengurangi atau memberantas praktik ketidakadilan yang sudah
menyengsarakan rakyat dan umat dalam waktu yang cukup lama. Misalnya, dengan
melaporkan pihak yang melakukan korupsi kepada penegak hukum.
2. Perbaikan taraf hidup
(ekonomi)
Kerja sama antarumat beragama memungkinkan adanya perbaikan taraf hidup
bagi pemeluknya. Salah satu contoh kerja sama dalam bidang ini adalah
penggalangan dana untuk membantu korban bencana dan membuka lapangan kerja
untuk warga yang belum bekerja.
3. Perbaikan Akhlak
Para pemimpin dan tokoh-tokoh agama dituntut untuk bisa
bekerja sama dalam menyuarakan kehendak agama demi kebaikan, perdamaian,
kebahagian, dan keselamatan umat manusia. Misalnya dengan mendukung
diberantasnya perilaku seks bebas yang dapat merusak mental dan perilaku
remaja.
Kendala-Kendala
Kerukunan Antar Umat Beragama
1) Rendahnya
Sikap Toleransi
Menurut
Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar agama sekarang
ini, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan
(lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai
akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect encounter) antar agama,
khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif. Sehingga kalangan umat
beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan. Tentu saja,
dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena baik pihak yang berbeda
keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain. Masing-masing agama
mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu sama lain
bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah
perjumpaan tak langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan
sikap kecurigaan diantara beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan
timbullah yang dinamakan konflik.
2)
Kepentingan Politik
Faktor
Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam
mncapai tujuan sebuah kerukunan anta umat beragama khususnya di Indonesia, jika
bukan yang paling penting di antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah
kerukunan antar agama telah dibangun dengan bersusah payah selama
bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan demikian kita pun
hampir memetik buahnya. Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut
memengaruhi hubungan antaragama dan bahkan memorak-porandakannya seolah petir
menyambar yang dengan mudahnya merontokkan “bangunan dialog” yang sedang kita
selesaikan. Seperti yang sedang terjadi di negeri kita saat ini, kita tidak
hanya menangis melihat political upheavels di negeri ini, tetapi lebih dari itu
yang mengalir bukan lagi air mata, tetapi darah; darah saudara-saudara kita,
yang mudah-mudahan diterima di sisi-Nya. Tanpa politik kita tidak bisa hidup
secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu membangun sebuah negara, tetapi
dengan alasan politik juga kita seringkali menunggangi agama dan
memanfaatkannya.
3)
SikapFanatisme
Di
kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan berkembang.
Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman
keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis,
yakni pemahaman keagamaan yang menekankan praktik keagamaan tanpa melihat
bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan dengan situasi dan
kondisi masyarakat. Mereka masih berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya
agama yang benar dan dapat menjamin keselamatan menusia.
Pandangan-pandangan semacam ini tidak
mudah dikikis karena masing-masing sekte atau aliran dalam agama tertentu,
Islam misalnya, juga memiliki agen-agen dan para pemimpinnya sendiri-sendiri.
Islam tidak bergerak dari satu komando dan satu pemimpin. Ada banyak aliran dan
ada banyak pemimpin agama dalam Islam yang antara satu sama lain memiliki
pandangan yang berbeda-beda tentang agamanya dan terkadang bertentangan. Tentu
saja, dalam agama Kristen juga ada kelompok eksklusif seperti ini. Kelompok
Evangelis, misalnya, berpendapat bahwa tujuan utama gereja adalah mengajak
mereka yang percaya untuk meningkatkan keimanan dan mereka yang berada “di
luar” untuk masuk dan bergabung. Bagi kelompok ini, hanya mereka yang bergabung
dengan gereja yang akan dianugerahi salvation atau keselamatan abadi. Dengan
saling mengandalkan pandangan-pandangan setiap sekte dalam agama teersebut,
maka timbullah sikap fanatisme yang berlebihan
Pamela Espland dalam bukunya
yang berjudul Buku Pintar Ramaja Gaul menuliskan 9 (sembilan) alasan bagi para
remaja untuk pergi ke rumah ibadah atau menghadiri pertemuan-pertemuan
keagamaan, yaitu sebagai berikut :
1. Komunitas religius mengurangi tindakan-tindakan
penuh resiko. Remaja yang aktif dalam kegiatan keagamaan memiliki risiko yang
lebih kecil untuk terkena pengaruh negatif pergaulan, seperti penggunaan
obat-obat terlarang, pergaulan bebas, dsb, dibandingkan dengan remaja yang
tidak bergabung dengan komunitas keagamaan.
2. Komunitas religius mengajarkan nilai-nilai. Nilai-nilai kebaikan ini akan mengarahkan
para pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan membuat pilihan-pilihan
positif.
3. Komunitas religius tidak memiliki batasan usia.
Tiadanya batasan usia membuat kita dapat bertemu dengan orang-orang dari
berbagai tingkatan usia.
4. Komunitas religius menyediakan perlindungan dan
sandaran. Kamu akan menjalin hubungan dengan guru-guru pelajaran agama,
pemimpin kaum muda, rekan sebaya, keluarga, dan pembimbing yang peduli padamu
dan selalu siap membantu pada saat senang dan susah.
5. Komunitas religius menaruh harapan tinggi pada kaum
muda. Pemahaman akan potensi besar membuat komunitas religius selalu memotivasi
dan memfasilitasi remaja untuk tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, sukses dan
berprestasi.
6. Komunitas religius menyediakan kesempatan agar
kamu menjadi anggota kelompok yang bisa berkontribusi.
7. Komunitas religius mendorong kamu untuk melayani
orang lain. Orang yang terbaik adalah orang yang paling banyak memberikan
manfaat bagi orang lain.
8. Komunitas religius memupuk kemampuan
bersosialisasi dan sifat kepemimpinan. Komunitas ini memberi kesempatan pada
remaja untuk memimpin, merencanakan program, menjadi pemimpin agama bagi
rekan-rekan sebaya dan anak yang lebih muda melalui kegiatan positif. Komunitas
religus menawarkan stabilitas. Sesuatu yang dibuat oleh manusia pasti akan
mengalami perubahan. Hanya nilai-nilai dan ajaran agama yang berasal dari Tuhan
yang tidak akan pernah berubah.
Assalamu'alaikum wr wb
ReplyDeleteKerja sama antar umat beragama yaitu hubungan sesama yang di landasi dengan toleransi saling pengertian saling menghormati saling menghargai dalam kesetaraan pengalaman ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.
Terimakasih ustadz
Wassalamu'alaikum wr wb