Posted by : BiK
Friday, January 3, 2020
MENYONTEK, PENYEBAB DAN
MASALAHNYA
Pengertian menyontek atau menjiplak atau
ngepek menurut Purwadarminta sebagai suatu kegiatan mencontoh / meniru / mengutip tulisan, pekerjaan orang lain
sebagaimana aslinya. Cheating (menyontek) menurut Wikipedia Encyclopedia
sebagai suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara sadar untuk
menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadilan. Ini mengindikasikan
bahwa telah terjadi pelanggaran aturan main yang ada.
Abdullah Alhadza dalam Admin (2004) mengutip
pendapat dari Bower (1964) yang mendefinisikan “cheating is manifestation of
using illigitimate means to achieve a legitimate end (achieve academic success
or avoid academic failure),” maksudnya “menyontek” adalah perbuatan yang
menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu
mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis.
Nyontek sering kali dipahami dan merupakan
sikap pecundang yang menginginkan hasil paling bagus tanpa harus bersusah
payah. Biasanya, nyontek dilakukan oleh para siswa yang sedang
mengerjakan soal ulangan atau ujian, dan yang bersangkutan tidak mempersiapkan
penguasaan bahan/materi pelajaran yang memadai dengan berbagai alasan. Mereka
menyontek pekerjaan temannya yang dianggap lebih pintar atau mengerjakan soal
dengan jawaban yang dilihatnya dari catatan yang sudah dipersiapakan. Catatan
ini bisa berupa apa saja, buku-buku, atau catatan kecil lainnya.
Faktor Penyebab Menyontek
Menurut Nugroho (2008), yang
menjadi penyebab munculnya tindakan ”menyontek” bisa dipengaruhi beberapa hal.
Baik yang sifatnya berasal dari dalam (internal) yakni diri sendiri maupun dari
luar (eksternal) misalnya dari guru, orang tua maupun sistem pendidikan itu
sendiri.
1.
Faktor dari
dalam diri sendiri
• Kurangnya rasa percaya diri pelajar dalam
mengerjakan soal. Biasanya disebabkan ketidaksiapan belajar baik persoalan
malas dan kurangnya waktu belajar.
• Orientasi pelajar pada nilai bukan pada ilmu.
• Sudah menjadi kebiasaan dan merupakan bagian
dari insting untuk bertahan.
• Merupakan bentuk pelarian/protes untuk
mendapatkan keadilan. Hal ini disebabkan pelajaran yang disampaikan kurang
dipahami atau tidak mengerti dan sehingga merasa tidak puas oleh penjelasan
dari guru/dosen.
• Melihat beberapa mata pelajaran dengan
kacamata yang kurang tepat, yakni merasa ada pelajaran yang penting dan tidak
penting sehingga mempengaruhi keseriusan belajar.
• Terpengaruh oleh budaya instan yang
mempengaruhi sehingga pelajar selalu mencari jalan keluar yang mudah dan cepat
ketika menghadapi suatu persoalan termasuk test/ujian.
• Tidak ingin dianggap sok suci dan lemahnya
tingkat keimanan.
2.
Faktor dari
Guru
• Guru tidak mempersiapkan proses belajar
mengajar dengan baik sehingga yang terjadi tidak ada variasi dalam mengajar dan
pada akhirnya murid menjadi malas belajar.
• Guru terlalu banyak melakukan kerja sampingan
sehingga tidak ada kesempatan untuk membuat soal-soal yang variatif. Akibatnya
soal yang diberikan antara satu kelas dengan kelas yang lain sama atau bahkan
dari tahun ke tahun tidak mengalami variasi soal.
• Soal yang diberikan selalu berorientasi pada
hafal mati dari text book.
• Tidak ada integritas dan keteladan dalam diri
guru berkenaan dengan mudahnya soal diberikan kepada pelajar dengan imbalan
sejumlah uang.
3.
Faktor dari
Orang Tua
• Adanya hukuman yang berat jikalau anaknya
tidak berprestasi.
• Ketidaktahuan orang tua dalam mengerti
pribadi dan keunikan masing-masing dari anaknya, sehingga yang terjadi
pemaksaan kehendak
4.
Faktor dari
Sistem Pendidikan
• Meskipun pemerintah terus memperbaharui
sistem kurikulum yang ada, akan tetapi sistem pengajarannya tetap tidak
berubah, misalnya tetap terjadi one way yakni dari guru untuk siswa.
• Muatan materi kurikulum yang ada seringkali
masih tumpang tindih dari satu jenjang ke jenjang lainnya yang akhirnya
menyebabkan pelajar/siswa menganggap rendah dan mudah setiap materi. Sehingga
yang terjadi bukan semakin bisa melainkan pembodohan karena kebosanan.
Akibat Menyontek
Bagi yang menyontek ketahuan oleh
pengawas dapat dipastikan bagaimana kisah selanjutnya. Bisa dikeluarkan dari
ruang ujian dan menanggung malu, dan bahkan lebih fatal lagi adalah adalah
didiskualifikasi dan dinyatakan tidak lulus ulangan. Ilmu yang didapatkan
dengan tidak jujur, biasanya tidak membawa barokah. Jangan-jangan mereka yang
menganggur setelah lulus karena ilmu yang diperolehnya selama sekolah
didapatkannya dengan cara yang tidak jujur pula. Hannya Tuhan yang tahu.
Cara Penanggulangan menyontek
Dari uraian di atas
dapat diidentifikasi bahwa ada empat faktor yang menjadi penyebab menyontek
yaitu:
(1) Faktor individual atau pribadi dari
penyontek,
(2) Faktor lingkungan atau pengaruh
kelompok
(3) Faktor sistem evaluasi dan
(4) Faktor guru/dosen atau penilai.
Berkenaan dengan asas moral di atas, dapat
ditegaskan bahwa yang terpenting dalam pendidikan moral adalah bagaimana
menciptakan faktor kondisional yang dapat mengundang dan memfasilitasi
seseorang untuk selalu berbuat secara moral dalam ujian (tidak “menyontek”)
maka caranya adalah mengkondisikan keempat faktor di atas ke arah yang
mendukung, yaitu sebagai berikut:
1) Faktor pribadi dari penyontek
(a) Bangkitkan rasa percaya diri
(b) Arahkan self consept mereka ke arah yang
lebih proporsional
(c) Biasakan mereka berpikir lebih realistis
dan tidak ambisius
2) Faktor Lingkungan dan Kelompok
Ciptakan kesadaran disiplin dan kode etik
kelompok yang sarat dengan pertimbangan moral.
3) Faktor Sistem Evaluasi
(a) Buat instrumen
evaluasi yang valid dan reliable (yang tepat dan tetap)
(b) Terapkan cara pemberian skor yang
benar-benar objektif
(c) Lakukan pengawasan yang ketat
(d) Bentuk soal disesuaikan dengan
perkembangan kematangan peserta didik dan dengan mempertimbangkan prinsip
paedagogy serta prinsip andragogy.
4) Faktor Guru/ Dosen
(a) Berlaku objektif dan terbuka dalam
pemberian nilai.
(b) Bersikap
rasional dan tidak ”menyontek” dalam memberikan tugas ujian/tes.
(c) Tunjukkan keteladanan dalam perilaku
moral.
(d) Berikan umpan balik atas setiap
penugasan.
Bangga
dengan hasil karya sendiri itu utama,
bangga karena meniru itu semu!