Posted by : BiK
Saturday, January 4, 2020
KECERDASAN
EMOSI DAN PENGENDALIAN DIRI
1. PENGERTIAN KECERDASAN EMOSI
Emosi adalah
suatu hal yang begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa
perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan
sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai
peristiwa yang terjadi pada Anda. Membahas soal emosi maka sangat kait eratannya
dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan kemampuan seseorang untuk
memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan
hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak
melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan
stres. Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan
hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati,
ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial.
Keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya
kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan
dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri
positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menenali perasaan diri
sendiri, perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan
orang lain.
Kecerdasan Emosisonal atau Emotional Quotient (EQ) semakin perlu
dicermati karena kehidupan manusia semakin kompleks. Kompleksnya kehidupan
manusia membawa dampak yang buruk terhadap kehidupan emosional individu, hasil
survey Daniel Goleman menunjukkan
kecenderungan yang sama di seluruh dunia, bahwa generasi sekarang lebih banyak
mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka lebih
kesepian dan penurung, lebih beringas dan kurang menghargai sopan santun, lebih
gugup, mudah cemas, lebih meledak-ledak (impulsif dan regresif).
EQ atau kecerdasan emosional itu tumbuh, dipupuk, dipelajari melalui
proses belajar dan direspons melalui pengalaman hidup sejak seseorang lahir
hingga meninggal. Pertumbuhan dan perkembangan EQ dapat dipengaruhi oleh
lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Menurut
Daniel Goleman, ada beberapa kemampuan yang menyebabkan seseorang mempunyai EQ
tinggi. Kemampuan tersebut adalah :
a.
Kemampuan memahami atau mengenali emosi diri, yaitu kesadaran diri
untuk mengenali perasaan apada waktu perasaan itu terjadi.
b.
Kemampuan mengelola emosi, yaitu mampu menangani perasaan agar
perasaan dapat terungkap dengan tepat.
c.
Kemampuan memotivasi diri, yaitu kemampuan untuk menata emosi untuk
mencapai tujuan, selalu meyakinkan diri sendiri, bergairah dan antusias.
d.
Kemampuan mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan untuk dapat
berempati terhadap orang lain.
e.
Kemampuan untuk membina hubungan, yaitu kemampuan untuk dapat
menularkan perasaan positif kepada orang lain.
Seseorang
yang secara emosi tidak cerdas biasanya :
- Bersifat
agresif.
- Cenderung
berpikir negatif.
- Malas
dan lebih suka melakukan kegiatan untuk menyenangkan diri secara
berlebihan.
- Lebih
mementingkan diri sendiri (egois).
- Tidak
mampu menentukan tujuan.
- Cepat
cemas dan depresi.
- Menarik
diri dari pergaulan.
- Suka
memanfaatkan kelemahan orang lain.
- Tidak
sopan.
- Kurang
percaya diri.
Seseorang
yang secara emosi bermasalah tentu akan sulit untuk mempelajari sesuatu. Remaja
yang pemarah, cepat stress dan depresi biasanya malas untuk membuka diri dan
menerima pengalaman belajar baru.
Kecerdasan
Emosi atau Emotional Quotient (EQ)
meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang
emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya. Kecerdasan emosi dapat
juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang membantu kita mengendalikan dan
memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang menuntun kepada kemampuan
untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.
Jadi orang
yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan,
tetapi juga memahami apa arti emosi dan perasaan tersebut. Dapat melihat diri
sendiri seperti orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah
apa yang dirasakan orang itu kita rasakan juga.
Setidaknya ada 5 unsur yang
membangun kecerdasan emosi, yaitu:
a.
Memahami
emosi-emosi sendiri
b.
Mampu
mengelola emosi-emosi sendiri
c.
Memotivasi
diri sendiri
d.
Memahami
emosi-emosi orang lain
e.
Mampu
membina hubungan sosial
Sejauh mana
kecerdasan emosi Anda? Untuk mengetahuinya, kelima unsur di atas dapat
dijadikan barometer untuk mengukur apakah Anda termasuk orang yang cerdas
secara emosi. Berikut ini adalah hal-hal spesifik yang perlu dipahami dan
dimiliki oleh orang-orang yang cerdas secara emosi :
a. Mengatasi stress
Stres merupakan tekanan yang
timbul akibat beban hidup. Stress dapat dialami oleh siapa saja. Orang yang
cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak,
tegar dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Cenderung menghadapi semua hal,
bukannya lari dan menghindar. Dapat mengelakkan pukulan sehingga tidak hancur
dan tetap terkendali. Mungkin sesekali terjatuh namun tidak terpuruk sehingga
dapat berdiri tegak kembali.
b. Mengendalikan Dorongan Hati
Orang yang cerdas secara emosi
tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya saat itu juga”. Mengendalikan
dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau
kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan
datang. Kecerdasan emosi penuh dengan perhitungan.
c. Mengelola Suasana Hati
Orang yang cerdas secara emosi
tidak berada dibawah kekuasaan emosi. Mereka akan cepat kembali bersemangat
apapun situasi yang menghadang dan tahu cara menenangkan diri.
d. Memotivasi Diri
Orang dengan keterampilan ini
cenderung sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka hadapi. Ada
banyak cara untuk memotivasi diri sendiri antara lain dengan banyak membaca
buku atau artikel-artikel positif, “selftalk”,
tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri dan sebagainya.
e. Memahami Orang Lain
Menyadari dan menghargai
perasaan-perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan emosi. Hal
ini juga biasa disebut dengan empati. Empati bisa juga berarti melihat dunia
dari mata orang lain. Ini berarti juga dapat membaca dan memahami emosi-emosi
orang lain. Memahami perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan kita.
Keuntungan dari memahami orang lain
adalah kita lebih banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang
lebih baik untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.
f. Kemampuan Sosial
Memiliki perhatian mendasar
terhadap orang lain. Orang yang mempunyai kemampuan sosial dapat bergaul dengan
siapa saja, menyenangkan dan tenggang rasa terhadap orang lain ynag berbeda
dengan dirinya. Orang-orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi bisa membuat
orang lain merasa tentram dan nyaman berada didekatnya.
2. PENGENDALIAN DIRI
Pengendalian diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang
secara sadar baik direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma
sosial yang berlaku. Mengendalikan diri tidaklah mudah, namun memberikan banyak
manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan mengenai cara-cara pengendalian diri yang
dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Berikut adalah cara-caranya :
Cara pertama adalah mengendalikan diri dengan menggunakan prinsip kemoralan.
Seperti menjaga sikap, ucapan, maupun menjaga dari pikiran-pikiran
negative terhadap apapun yang dihadapi. Setiap agama pasti mengajarkan
kemoralan, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh, tidak menipu, tidak
berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan tindakan asusila. Saat ada
dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang negatif, coba larikan ke rambu-rambu
kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan atau bertentangan dengan
nilai-nilai moral dan agama?
Cara kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran. Kita
sadar saat suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya
orang tidak mampu menangkap pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian
mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka. Misalnya,
seseorang menghina atau menyinggung kita. Kita marah. Nah, kalau kita tidak
sadar atau waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat,
tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini. Jika kesadaran diri kita bagus
maka kita akan tahu saat emosi marah ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini
mulai mencengkeram dan menguasai diri kita.
Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya
tidak kita lakukan. Saat kita berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung
menghentikan pengaruhnya. Kalau masih belum bisa atau dirasa berat sekali untuk
mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada prinsip moral. Biasanya kita akan
lebih mampu mengendalikan diri. Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu,
prinsip moral, dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit
mengendalikan diri? Lakukan cara ketiga!
Cara ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak
tahan, mau ”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba
lakukan perenungan. Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan, misalnya, berikut
ini:
a. Apa
sih untungnya saya marah?
b. Apakah
benar reaksi saya seperti ini?
c. Mengapa
saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?
Kalau saya marah dan sampai melakukan tindakan yang ”bodoh”, nanti
reputasi saya rusak, kan saya yang rugi sendiri. Dengan melakukan perenungan, kerap kali maka kita akan mampu
mengendalikan diri. Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi aktif
maka logika kita nggak akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi, saat kita
melakukan perenungan atau berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi
atau keinginan kita akan menurun
Cara keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesabaran. Emosi
naik, turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi seperti halnya pikiran. Saat
emosi bergejolak sadari bahwa ini hanya sementara. Usahakan tidak larut dalam
emosi. Gunakan kesabaran, tunggu sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk
menentukan tanggapan yang bijaksana dan bertanggung jawab. Oh ya, tahukah Anda
bahwa kata bertanggung jawab itu dalam bahasa Inggris adalah responsibility,
yang bila kita pecah menjadi response-ability atau kemampuan memberikan
respon? Kalau sudah menggunakan kesabaran masih juga belum bisa, bagaimana?
Lakukan cara kelima.
Cara kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang
positif. Pikiran hanya bisa memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar
bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa satu film dalam suatu saat. Nah, film
yang muncul di layar pikiran inilah yang mempengaruhi emosi dan persepsi kita.
Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film
di layar pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan
atau suatu emosi akan mereda.
Adapun
hal-hal yang harus dihindari antara lain :
1)
Berbicara tidak sopan atau sering menggunakan kata-kata kasar.
Seseorang yang sering menggunakan kata-kata kasar akan otomatis mengeluarkan
kata-kata kasar tersebut ketika ia sedang dalam keadaan emosi dan secara
otomatis pula mosinya justru akan terus berkobar.
2)
Terlalu sering bermain game. Ini merupakan salah satu bentuk
hawa nafsu yang sudah menjadi kebiasaan dikalangan remaja bahkan anak-anak pada
saat ini. Hasrat untuk bermain game akan sulit dikendalikan sehingga
kita akan terus-menerus melakukan ini.
3)
Nafsu terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan
penjelasan diatas (terlalu sering bermain game). Hal ini dapat
mengakibatkan seseorang semakin tersesat kedalam hal-hal negative dan akan
membuatnya semakin jauh dari agama dan Tuhannya.
4)
Dengan menjauhi hal-hal tersebut diatas, akan membantu kita untuk bisa
mengendalikan diri.
Contoh Sikap dan Perilaku
Pengendalian Diri :
1.
Dalam Keluarga
· Hidup
sederhana dan tidak suka pamer harta kekayaan dan kelebihannya.
· Tidak
mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
· Tunduk
dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.
1.
Dalam Masyarakat
· Mencari
sahabat sebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan
· Saling
menghormati dan menghargai orang lain
· Mengutamakan
kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
· Mengikuti
segara aturan yang berlaku dalam masyarakat
2.
Dalam Lingkungan Sekolah
· Patuh
dan taat pada peraturan di sekolah
· Menghormati
dan menghargai teman, guru, karyawan, dll
· Berani
mengatakan tidak pada ajakan dan paksaan tawuran pelajar serta perbuatan
tercela
· Hidup
penuh kesederhanaan, tidak sombong dan gengsian
Manfaat Pengendalian Diri
Tanpa disadari, meskipun terlihat
sederhana, namun upaya-upaya untuk mengendalikan tersebut mampu
menuai banyak manfaat apabila kita berhasil untuk mengendalikan diri.
Manfaat yang diperoleh dari keberhasilan seseorang dalam mengendalikan dirinya
antara lain
1.
Kita jadi mampu
untuk meningkatkan kesabaran. Dengan kesabaran, dapat meningkatkan komunikasi
positif dilingkungan masyarakat sehingga di peroleh suasana tenang.
2.
Akan lebih dapat
menimbangkan pencukupan kebutuhan hidup yang sesuai dengan kemampuan diri
dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang di berikan oleh Tuhan
3.
Dapat
mengurangi rasa gelisah, cemas,iri dan tidak puas yang dapat terjadi pada semua
tingkatan.